Rabu, 28 Oktober 2009

Memaafkan keadaan

Saat ini, adalah saat ini.
Bukan kemarin bukan besok.

Rancanglah saat ini dalam pikiran mu dengan sebaik-baiknya.
Tidak usah pedulikan masa lalu mu yang kelam.

Masa lalu tidak berarti apa-apa.
Berilah arti yang positif bagi masa lalu mu itu.
Ia tidak berarti apa-apa, sampai kamu yang memberi arti.

Kubur dalam-dalam masa lalu mu itu.
Maafkanlah dengan sepenuh hati masa lalu mu itu.

Buat dada mu terasa lapang ketika engkau melihat masa lalu mu.
Maafkan semua keadaan yang menimpa mu dulu.
Ikhlaskan dan Pasrahkan semuanya kepada Tuhan Pencipta alam semesta.
Allah Azza wa Jalla.

Memang tidak mudah untuk memaafkan keadaan.
Apalagi keadaan yang membuat kita takut, terdiam, dan terpenjara.
Seolah ini takdir Tuhan yang kejam.
Padahal tidak, tidak sama sekali.
Mana mungkin Tuhan yang kita percayai itu,
justru menyengsarakan kita.

Yakinlah bahwa di setiap keadaan, kejadian dan peristiwa di dalam hidup kita.
Adalah keadaan terbaik yang di berikan tuhan untuk kita.
Dan ada hikmah dan manfaat yang bisa kita lihat dari keadaan tersebut.

Yang terpenting dari setiap keadaan, kejadian dan peristiwa yang kita alami, kita maknai dengan makna yang mulia, makna fitrah kita sebagai manusia, yaitu makna yang positif.
Pemaknaan yang benar dan tepat serta sesuai itulah yang akan menentukan kondisi emosional kita.
Apakah kondisi emosional kita positif berarti kita bahagia, senang, gembira, tenang, damai.
Ataukah kondisi emosional kita negatif akibat salah pemaknaan tadi sehingga kita mengalami perasaan takut, was-was, cemas, gelisah, sedih, marah, sengsara.


So, MAAFKANLAH KEADAAN DAN MAKNAI KEADAAN ITU SECARA POSITIF.

Tidak ada komentar: